http://dvdmurottal4mode.blogspot.com/


Headlines News :
Home » » Sukses Menjadi Mompreneur

Sukses Menjadi Mompreneur

Written By Cetakan Puding Silikon on Selasa, 24 Maret 2015 | 21.37

Menjadi mompreneur dan memiliki kantor di rumah, tentu menjadi impian hampir setiap wanita yang telah berkeluarga dan memiliki anak.
Berpenghasilan meski di rumah, bekerja sambil mengasuh dan mengawasi anak pastinya menyengkan, bukan.
Bekerja di rumah bukan berarti tak memiliki kesibukkan layaknya pekerja kantoran. Jika tak bisa mengelola dengan baik, kesibukkan kerja dengan rumah tangga akan tumpang tindih. Pada akhirnya ada salah satu yang akan terkorbankan, entah usaha yang dijalankan ataupun keluarga.
Berkantor di rumah bukan berarti minim masalah dan kendala. Terkadang dalam kondisi tertentu berkantor di rumah jauh lebih sibuk dibandingkan dengan pekerja kantoran. Di saat- saat tertentu, ada kalanya seorang pengusaha di tuntut untuk bekerja lebih dari 24 jam sehari, lebih dari 7 hari dalam seminggu. Walaupun itu tadi hanya perumpamaan, kebayang kan gimana repotnya.
Kondisi diatas pernah saya alami saat usaha diujung kebangkrutan. Waktu 24 jam sehari rasanya kurang. Pekerjaan rumah keteter. Anak tak terurus. Pokoknya betul-betul crowded.
Apapun di dunia ini pasti ada unsur suka dan dukanya , begitu pula menjadi mompreneur. Sama seperti pekerja kantoran, mompreneur juga memiliki masalah yang tak kalah peliknya. Beberapa kendala yang dihadapi mompreneur diantaranya, pertama, mismanagement. Mismanagement yang saya maksudkan disini ialah ketidak mampuan dalam mengelola dengan baik antara kebutuhan kerja dan kebutuhan keluarga.
Walaupun bekerja di rumah, tak jarang pekerjaan akan menyita waktu dan perhatiaan kita, hingga kewajiban mengurus keluarga menjadi terbengkalai. Apalagi jika semua masih dikerjakan sendiri. Walaupun memiliki karyawan, terkadang disaat-saat tertentu pekerjaan yang harus dikerjakan melebihi kapasitas. Disinilah komitmen untuk mempriorotaskan keluarga dipertaruhkan.
Kedua, jenuh dengan rutinitas harian. Berkantor di rumah berarti melakukan semua aktivitas di dalam rumah. Entah aktivitas kerumahtanggaan seperti memasak, mengurus anak-anak dan menemani anak belajar, ataupun aktivitas yang berkaitan dengan usaha yang dijalankan, seperti menerima pelanggan, mengerjakan pesanan, perencanaan usaha dan lain sebagainya.
Berkutat dengan semua aktivitas di rumah sepanjang waktu tentu sangat membosankan. Perlu diingat, kebosanan yang tak ter-manage dengan baik bisa menurunkan produktivitas kerja.
Saat kebosanan memuncak, refreshing bersama keluarga menjadi solusi jitu. Tak harus pergi mengunjungi tempat-tempat wisata, pergi ke pemancingan bersama keluarga, jalan-jalan ke Mall, ataupun sekedar berkunjung ke tempat saudara, sudah cukup menghilangkan kepenatan akan rutinitas harian.
Sesekali mintalah ”Me Time” pada suami untuk memberi jeda pada aktivitas harian. Pergi sendiri ke tempat-tempat yang menyenangkan atau berkumpul dengan sahabat bisa menjadi alternatif ber-me time.
Jika diperlukan, ubah tata letak furnitur kantor. Tambahkan beberapa tanaman hidup agar kantor terasa segar. Jika memungkinkan, cat ulang dinding kantor agar terasa suasana yang berbeda.
Ketiga, skill dan pengetahuan tak berkembang. Walaupun berkantor di rumah dan menjadi bos atas usaha kita sendiri, kita tetap perlu untuk meng-upgrade kemampuan dan keilmuan kita. Jangan pernah menjadi katak dalam tempurung.
Persaingan bisnis kini bergerak cepat. Jangan sampai kita kalah saing dengan competitor hanya karena pengetahuan kita tertinggal dengan pesaing. Mengikuti seminar dan training menjadi agenda wajib. Membaca buku-buku yang menambah wawasan serta motivasi juga sangat diperlukan.
Keempat, tak memiliki target. Bekerja di rumah dengan segala ke”nyamanannya” kadang membuat kita lupa untuk menetapkan target-target pada usaha yang dijalankan agar semakin berkembang.
Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya antara lain, pertama, kelelahan karena waktu kita tersita untuk mengurusi rumah tangga dan usaha. Kedua, kurang ilmu juga dapat menjadi penyebabnya. Gagap menghadapi tantangan dan peta bisnis yang senantiasa berubah-ubah. Ketiga, rendahnya motivasi, menganggap cukup dengan apa yang telah dicapai.
Walaupun memiliki usaha di rumah, prinsip ”mengalir mengikuti arus” sebaiknya dihindari. Kita harus tetap membuat target-target agar usaha semakin berkembang. Misalnya, target perluasan usaha seperti kapan mulai menambah outlet baru, kapan membuat produk 2nd merk untuk segmen yang berbeda dan masih banyak lagi.
Seiring berkembangnya usaha yang kita miliki, harapannya akan semakin banyak tenaga yang kita rekrut. Itu artinya, kita membantu mengurangi pengangguran di negeri ini.
Salam sukses,
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Tutorial Cara Berjilbab - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger