Jika kita menilik kembali sejarah, maka kita bisa menemukan beberapa Sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
memiliki andil dalam dunia kesehatan.walaupun di saat itu belum ada
yang benar-benar fokus menjadi dokter atau bidan, kemudian membuka
praktek khusus dengan plang nama di rumah mereka. Berikut beberapa dari
mereka yang memiliki andil dalam dunia kesehatan.
1.’Aisyah binti Abu Bakar radhiallahu ‘anha
‘Aisyah adalah sosok wanita yang cerdas. Kecerdasan beliau diakui oleh banyak para sahabat dan murid-murid beliau.
Az-Zuhri Berkata,
“Apabila ilmu Aisyah dikumpulkan dengan ilmu seluruh para wanita lain, maka ilmu Aisyah lebih utama.” (Siyar A’lam An-Nubala’ 2/185)
Atha’ berkata,
“Aisyah adalah wanita yang paling faqih dan pendapat-pendapatnya adalah pendapat yang paling membawa kemaslahatan untuk umum.” (Siyar A’lam An-Nubala’ 2/185)
Kecerdasan ‘Aisyah radhiallahu ‘anha tercermin dari pintarnya
ia juga dalam ilmu kedokteran yang membuat orang lain kagum, ia hanya
sekedar mendengar dan menyaksikan tanpa ada yang mengajarkan secara
langsung.
Hisyam bin Urwah menceritakan dari ayahnya yang berkata,
“Sungguh aku telah bertemu dengan Aisyah, maka aku tidak
mendapatkan seorangpun yang lebih pintar darinya tentang Al Qur’an,
hal-hal yang fardhu, sunnah, sya’ir, yang paling banyak meriwayatkan,
sejarah Arab, ilmu nasab, ilmu ini, ilmu itu dan ilmu qhadi dan ilmu
kedokteran, maka aku bertanya kepada beliau, “Wahai bibi, kepada siapa
anda belajar tentang ilmu kedokteran?” Maka beliau menjawab, “Tatkala
aku sakit, maka aku perhatikan gejala-gejalanya dan aku mendengar dari
orang-orang menceritakan perihal sakitnya, kemudian aku menghafalnya.” ( Hilyatul Auliya’ 2/49)
Suatu saat Hisyam bin Urwah berkata kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha,
“Wahai ibu (ummul mukminin), saya tidak heran/takjub engkau
pintar ilmu fiqh karena engkau adalah Istri Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan anak Abu Bakar. Saya juga tidak heran/takjub
engkau ointar ilmu Sya’ir dan sejarah manusia (Arab) karena engkau
adalah anak Abu Bakar dan Abu bakar adalah manusia yang paling pandai
(mengenai sya’ir dan sejarah Arab). Akan tetapi saya heran/takjub engkau
pintar ilmu kedokteran, bagaimana dan darimana engkau mempelajarinya?
Kemudian ia memegang kedua pundakku dan berkata,
Setiap utusan kabilah yang datang dari berbagai penjuru yang
datang untuk mengobati sakit Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
pada akhir hayatnya, maka aku mengamati/pelajari dari mereka dan aku
mengobati dengan ilmu dari sana.” (Hilyatul Auliya’ 2/50)
Ibnu Abdil Barr Berkata,
“Aisyah adalah satu-satunya wanita di zamannya yang memiliki
kelebihan dalam tiga bidang ilmu: ilmu fiqih, ilmu kedokteran, dan ilmu
syair.”
2. Ummu Kultsum bin Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhuma
Beliau pernah menjadi “bidan” membantu persalinan di masa khalifah Umar bin Khatthab radhillahu ‘anhu.
Ya, tepatnya ketika beliau menemani sang suami yaitu khalifah Umar
membantu rakyatnya, ketika itu khalifah Umar sedang melakukan kebiasaan
rutinnya yaitu “ronda” pada malam hari melihat keadaan rakyatnya.
Berikut kisahnya:
Suatu ketika Umar keluar pada malam hari seperti biasanya untuk
mengawasi rakyatnya (inilah keadaan setiap pemimpin yang bertanggung
jawab terhadap yang dipimpinnya dalam naungan daulah Islamiyah), beliau
melewati suatu desa di Madinah. Tiba-tiba, beliau mendengar suara
rintihan seorang wanita yang bersumber dari dalam sebuah gubuk. Di depan
pintu, ada seorang laki-laki yang sedang duduk.
Umar mengucapkan salam kepadanya dan bertanya tentang apa yang
terjadi. Laki-laki tersebut berkata bahwa dia adalah seorang Badui yang
ingin mendapatkan kemurahan Amirul Mukminin. Umar bertanya tentang
wanita di dalam gubuk yang beliau dengar rintihannya. Laki-laki tersebut
tidak mengetahui bahwa yang berbicara dengannya adalah Amirul Mukminin,
maka dia menjawab, “Pergilah Anda! Semoga Allah merahmati Anda sehingga
mendapatkan hal yang Anda cari, dan janganlah Anda bertanya tentang
sesuatu yang tak ada gunanya bagi Anda.”
Umar kembali mengulang-ulang pertanyaannya agar dia dapat membantu
kesulitannya, jika mungkin. Laki-laki tersebut menjawab, “Dia adalah
istriku yang hendak melahirkan dan tak ada seorang pun yang dapat
membantunya.” Umar pergi meninggalkan laki-laki tersebut dan kembali ke
rumah dengan segera.
Beliau masuk menemui istrinya, yakni Ummu Kultsumdan berkata, “Apakah
kamu ingin mendapatkan pahala yang akan Allah limpahkan kepadamu?”
Beliau menjawab dalam keadaan penuh antusias dan berbahagia dengan kabar
gembira tersebut yang mana beliau merasa mendapatkan kehormatan
karenanya, “Apa wujud kebaikan dan pahala tersebut, wahai Umar?” Maka
Umar memberitahukan kejadian yang beliau temui, kemudian Ummu Kultsum
segera bangkit dan mengambil peralatan untuk membantu melahirkan dan
kebutuhan bagi bayi, sedangkan Amirul Mukminin membawa kuali yang di
dalamnya ada mentega dan makanan. Beliau berangkat bersama istrinya
hingga sampai ke gubuk tersebut.
Ummu Kultsum masuk ke dalam gubuk dan membantu ibu yang hendak
melahirkan, dan beliau bekerja dengan semangat seorang bidan. Sementara
itu, Amirul Mukminin duduk-duduk bersama laki-laki tersebut di luar
sambil memasak makanan yang beliau bawa. Tatkala istri laki-laki tadi
melahirkan anaknya, Ummu Kultsum secara spontan berteriak dari dalam
rumah, “Beritakan kabar gembira kepada temanmu, wahai Amirul Mukminin,
bahwa Allah telah mengaruniakan kepadanya seorang anak laki-laki.” Hal
itu membuat orang Badui tersebut terperanjat karena ternyata orang di
sampingnya yang sedang memasak dan meniup api adalah Amirul Mukminin.
3. Rufaidah binti Sa’ad radhiallahu ‘anha
Beliau terkenal sebagai perawat muslim pertama dizaman rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Wanita berhati mulia ini bernama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Bani
Aslam Al-Khazraj. Beliau lahir di Yastrib dan tinggal di Madinah.
Rufaidah termasuk kaum Anshar, yaitu golongan yang pertama kali menganut
Islam di Madinah. Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan saat ia bekerja
membantu ayahnya yang berprofesi sebagai seorang dokter.
Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam. Beliau hidup di masa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di
abad pertama Hijriah/abad ke-8 Sesudah Masehi, dan diilustrasikan
sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah seorang
pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain.
Dan digambarkan pula memiliki pengalaman klinik yang dapat ditularkan
kepada perawat lain, yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak hanya
melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga
melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat
mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Rufaidah adalah public health nurse dan social worker, yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam.
Ketika perang Badr, Uhud, Khandaq, dan perang khaibar, Rufaidah
menjadi sukarelawan yang merawat korban terluka akibat perang. Beberapa
kelompok wanita dilatihnya untuk menjadi perawat. Dalam perang Khaibar,
mereka minta ijin kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam , untuk ikut di garis belakang pertempuran agar dapat merawat mereka yang terluka, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengijinkannya.
Ketika damai, Rufaidah membangun tenda di luar Masjid Nabawi untuk
merawat kaum muslimin yang sakit. Kemudian berkembang, dan berdirilah
Rumah Sakit lapangan yang terkenal saat perang dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri
memerintahkan korban yang terluka dirawat olehnya. Tercatat pula dalam
sejarah saat perang Ghazwat Al-Khandaq, Sa’ad bin Ma’adh yang terluka
dan tertancap panah di tangannya, dirawat oleh Rufaidah hingga sembuh.
Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah :
• Ku’ayibat,
• Aminah binti Abi Qays Al-Ghifari,
• Ummu Atiyah Al-Ansariyat, dan
• Nusaibat binti Ka’ab Al-Maziniyat.
• Ku’ayibat,
• Aminah binti Abi Qays Al-Ghifari,
• Ummu Atiyah Al-Ansariyat, dan
• Nusaibat binti Ka’ab Al-Maziniyat.
Litelatur lain menyebutkan beberapa nama yang terkenal menjadi perawat ketika masa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam saat perang dan damai adalah :
• Rufaidah binti Sa’ad Al-Aslamiyyat,
• Aminah binti Qays Al-Ghifariyat,
• Ummu Atiyah Al-Anasaiyat,
• Nusaibat binti Ka’ab Al-Amziniyat,
• Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata.
• Rufaidah binti Sa’ad Al-Aslamiyyat,
• Aminah binti Qays Al-Ghifariyat,
• Ummu Atiyah Al-Anasaiyat,
• Nusaibat binti Ka’ab Al-Amziniyat,
• Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata.
Posting Komentar