Pernikahan belia adalah sesuatu yang diperintahkan Nabi yang mulia
sebelum 14 abad yang lalu. Hari ini, para peneliti menemukan bahaya
memperlambat pernikahan dan menjauhinya. Bahkan mereka mengulang-ulang
kalimat Nabi yang agung tanpa mereka sadari.
Setiap para ilmuwan mengungkap sebuah ilmu yang baru, selalu dijumpai ternyata Nabi alaihish sholatu wassalam
tidak pernah terlewatkan menyebutnya! Al Quran adalah kitab ajaib yang
mencakup rahasia langit dan bumi. Dan sunnah –tanpa diragukan lagi-
bahwa ia juga wahyu dari Allah tabaraka wata’ala. Untuk itulah, ia seperti Al Quran yang mencakup rahasia, keajaiban dan mu’jizat yang tak terhitung jumlahnya.
Sebelum saya paparkan kepada para pembaca tercinta penemuan para
ilmuwan terakhir tentang pernikahan belia, saya ingat bagaimana kaum
atheis dan sekuler menghina hadits-hadtis Nabi shallallahu alaihi wasallam. Di mana mereka mengolok-olok pernikahan belia yang tercantum dalam sabda Nabi: (Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian yang memiliki kesanggupan maka menikahlah). Mereka berkata: sesungguhnya Muhammad tidak mempunyai ambisi apapun kecuali masalah pernikahan dan anak.
Tetapi datanglah ilmu yang mengungkap kebenaran Nabi dan dustanya pernyataan kaum atheis itu!
Sejak beberapa tahun yang lalu, semenjak meningkatnya masalah
penyakit AIDS dan penyakit-penyakit seksual lainnya yang menimpa jutaan
manusia yang disebabkan oleh zina dan perbuatan keji, para peneliti
menyerukan pentingnya pernikahan belia untuk menjaga kesehatan individu
dan menyelamatkannya dari kematian yang disebabkan oleh kekejian dan
kelainan seksual tersebut.
Para ilmuwan menemukan bahwa pernikahan terlambat, yaitu yang terjadi
setelah usia 40 tahun mempunyai keburukan-keburukan sosial dan
psikologis. Keadaan psikologis manusia sangat membaik ketika ia
mempunyai pasangan dan anak. Sebagian penelitian pun mengamati bahwa
mereka yang tidak menikah dari kalangan orang-orang berusia tua, lebih
berluang besar terkena serangan jantung dan keguncangan jiwa.
Kemudian datanglah sebagian penelitian yang menguatkan pentingnya
pemenuhan sisi perasaan pada diri manusia agar ia menikmati kesehatan
yang lebih baik. Mereka menguatkan bahwa orang-orang yang menikah lebih
bahagia dan memiliki imunitas tubuh yang lebih kuat dibandingkan mereka
yang lebih memilih hidup sendiri tanpa pasangan. Di sinilah terlihat
dengan jelas kebenaran firman Allah:
(وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ
أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ
مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Qs. Ar Rum: 21)
Ayat ini mengisyaratkan ketenangan jiwa yang terjadi pada manusia
setelah ia menikah dengan kata (لتسكنوا = Agar kalian tenang). Ayat juga
mengisyaratkan untuk pemenuhan sisi perasaan dengan firman Nya (مودة
ورحمة = rasa kasih dan sayang). Ini adalah kemu’jizatan ilmiah yang
tidak diketahui oleh seorang pun masa itu. Bahkan para rahib menduga
bahwa pernikahan itu membahayakan manusia, maka mereka pun menjauhi
pernikahan. Karenanya Rasulullah melarang: Tidak ada kerahiban dalam Islam!
Pada penelitian yang lain, para ilmuwan mendapati bahwa orang yang
menikah mempunyai kemampuan lebih besar untuk berkontribusi dan
berinovasi. Wanita yang menikah mempunyai lebih banyak kekuatan cinta,
kelembutan dan karya. Penelitian menyatakan bahwa mereka yang telah tua
dan belum menikah mempunyai kecenderungan perilaku permusuhan
dibandingkan yang lain. Di waktu bersamaan mereka mempunyai
kecenderungan untuk menyendiri. Hal itu disebabkan mereka menyalahi
sunnah kauniyah dan tabiat.
Adapun penelitian yang paling terakhir sebagaimana yang
dipublikasikan oleh Koran Daily Mail Inggris tentang fenomena aneh yang
diamati oleh para peneliti di Universitas Aarhus, Denmark (Ini adalah
negara yang mempunyai prosentase pemahaman atheis yang sangat besar),
setelah mereka melakukan penelitian terbesar di bidang ini di mana
dilakukan pada 100.000 anak. Mereka mendapati bahwa anak-anak yang
dilahirkan dari ayah yang berusia belia mempunyai umur lebih panjang
dibanding yang lainnya. Pernikahan terlambat pun menyebabkan kelahiran
anak yang mempunyai prosentase keguncangan lebih besar.
Di tengah pengamatan mereka terhadap 100.000 anak itu, mereka membuat
statistik detail tentang kesehatan anak-anak. Dan mereka mendapati
bahwa anak-anak yang meninggal sebelum berumur 1 tahun berjumlah 831
anak. Kebanyakannya terlahir dari para ayah yang terlambat dalam
menikah. Mereka juga menemukan yang lain dalam penelitian ini seperti
perbedaan tingkat kecerdasan dan yang lainnya. Inilah kalimat mereka
yang mengingatkan tentang bahaya terlambatnya pernikahan:
The researchers warned: The risks of older fatherhood can be very
profound and it is not something that people are always aware of.
Yaitu, para peneliti mengingatkan para ayah yang terlambat, membawa
resiko bahaya dan dalam yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Dan
mari kita lihat bagaimana para peneliti Denmark menyerukan dan
mengingatkan bahaya menjadi ayah terlambat (padahal mereka adalah
ilmuwan yang kebanyakannya atheis dan tidak mengakui Islam).
Maka saya katakan: Subhanallah! Bukankah ini yang seruan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam 14 abad yang lalu!!
Bukankah Nabi agung itu yang bersabda: Siapa yang membenci sunnahku, bukan dari golonganku!
Lihatlah bagaimana Nabi shallallahu alaihi wasallam berlepas
diri dari manusia yang menolak pernikahan dan bagaimana beliau
mengungkapkan pernikahan sebagai ibadah dan sunnah yang akan Allah
berikan pahala bagi yang melaksanakannya. Lihatlah bagaimana Nabi
membawa ajaran-ajaran yang kesemuanya adalah kebaikan, manfaat dan
untuk menjauhkan kita dari berbagai penyakit.
Sebagian penelitian mengisyaratkan bahwa di dalam tubuh setiap kita
mempunyai waktu khusus untuk menikah! Ada waktu dan umur terbatas, di
mana seseorang harus menikah. Yaitu pada usia dua puluhan atau lebih
sedikit. Jika ia terlambat, akan memberi dampak pada sel-sel tubuh,
sperma, ovum. Selanjutnya akan membuka peluang besar untuk terjadinya
masalah kejiwaan dan fisik yang akan menimpa anak-anak.
*Sebuah web pribadi milik Ir. Abdul Daeem Al
Kaheel, seorang ilmuwan dan peneliti yang telah lama meneliti
kemu’jizatan ilmiah Al Quran dan Sunnah yang telah menulis sangat
banyak makalah ilmiah dan buku-buku yang salah satunya menyabet
penghargaan Dubai Internasional kategori Al Quran Al Karim: Angka 7
dalam Al Quran
Sumber : Manfaat Pernikahan di Usia Muda
Posting Komentar